Rabu, 13 Mei 2020

Analisa kelayakan bisnis/investasi

Halo semuanya! gimana nih puasanya? semoga lancar dan mendapatkan keberkahan.. Amin!

pada artikel kali ini ges, kita akan membahas mengenai kelayakan bisnis. seperti biasa untuk membahas hal ini, terlebih dahulu kita harus tau nih pengertiannya.


  • Menurut Sunyoto (2014), studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.
udah dibaca kan ges? next!

Keputusan investasi merupakan keputusan rasional, karena keputusan berdasarkan pertimbangan rasional. Dalam praktik, digunakan beberapa alat bantu atau kriteria-kriteria tertentu untuk memutuskan diterima atau ditolaknya rencana investasi. Kriteria – kriteria tersebut kriteria investasi (invesment criteria). Minimal ada empat kriteria investasi yang digunakan dalam praktik, yaitu:

  • Payback Period
          adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik.  Kendatipun demikian, kita harus berhati hati menafsirkan kriteria payback period ini. sebab ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (>5 tahun). Misalnya investasi perkebunan kelapa sawit baru mencapai titik impas sekitar 8-10 tahun.

Dilihat dari sudut ini, investasi perkebunan kelapa sawit kurang baik dibanding dengan investasi perkebunan singkong (ubi kayu), karena payback period investasi kebun singkong  mungkin hanya dua tahun. Namun dilihat dari sisi sisi lain, investasi perkebunan kelapa sawit jauh lebih menguntungkan dibanding singkong.

  • Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
Secara teoritis, benefit Cost Ratio merupakan sebuah perbandingan antara semua nilai benefit terhadap semua nilai pengorbanan atau biaya.

BCR = (Present Value dari Manfaat / Present Value dari Pengorbanan atau biaya)
Nilai sekarang atau present value adalah berapa nilai uang saat ini untuk nilai tertentu di masa yang akan datang. Sebagai gambaran adalah jika anda ingin memiliki uang sebesar 100 juta tiga tahun mendatang dengan tingkat inflasi 7% per tahun, maka berapa uang yang harus anda persiapkan dari sekarang?
Dengan menggunakan rumus present value, anda akan dapat menentukan berapa uang yang harus anda tabung untuk mendapatkan uang sebesar Rp.100 juta tiga tahun ke depan.
Nilai present value ini dapat kita hitung menggunakan persamaan sebagai berikut :
PV = Fn/ ( 1 + r ) n
Dimana :
Fn = Future value ( nilai pada akhir tahun ke n )
PV = ( Nilai sekarang ( nilai pada tahun ke 0 )
r = Suku bunga
n = Jumlah Waktu ( tahun )
Sedangkan pengambilan keputusan terhadap kelayakan dapat dilihat dari nilai BCR yang ditentukan sebagai berikut :
  • Jika BCR ≥ 1, maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut lebih besar daripada pengorbanan yang dikeluarkan. Sehingga proyek tersebut dapat diterima atau layak (feasible).
  • Sebaliknya jika BCR <1 maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut lebih kecil daripada pengorbanannya atau proyek tersebut tidak layak (not feasible).
  • Net Presen Value (NPV)
Pengertian NPV (Net Present Value) menurut R. Agus Sartono (2010:195)Net Present Value adalah Selisih antara present value aliran kas bersih atau sering disebut juga dengan procceed dengan present value Investasi.


Cara Menghitung NPV (Net Present Value)


Net Present Value adalah rumus yang digunakan untuk menentukan nilai sekarang dari investasi dengan jumlah diskon dari semua arus kas yang diterima dari proyek. Berikut ini adalah Rumus NPV dan juga contoh kasusnya.

Rumus NPV (Net Present Value)


Rumus NPV ini cukup rumit karena menambahkan semua arus kas masa depan dari investasi, mendiskon arus kas tersebut dengan tingkat diskonto dan menguranginya dengan Investasi awal. Persamaan dan Rumus Net Present Value (NPV) ini dapat dilihat dibawah ini :

NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + … + (Ct/(1+r)t) – C0

atau
Rumus NPV (Net Present Value)
Dimana :
NPV = Net Present Value (dalam Rupiah)
Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t
C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)
r = Suku Bunga atau discount Rate (dalam %


IRR 
IRR adalah hasil yang diperoleh dari suatu proposal bisnis, yakni diskonto atau discount rate yang akan menjadi present value dari aliran kas masuk (cash inflow) sama dengan investasi awal.

Rumus IRR

Pada suku bunga IRR akan didapat NPV = 0. Artinya suku bunga yang dapat diberikan investasi yang memberikan NPV = 0. Syarat utamanya adalah IRR > suku bunga MARR.
Untuk memperoleh hasil akhir dari perhitungan IRR, maka kita harus mencari discount rate yang menghasilkan NPV positif. Setelah itu cari discount rate yang menghasilkan NPV negatif. Rumus IRR bisa Anda simak di bawah ini:
cara menghitung irr dari cashflow
Keterangan:
  • IRR = Internal Rate of Return
  • i1 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV+
  • i2 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV-
  • NPV1=Net Present Value bernilai positif
  • NPV2= Net Present Value bernilai negatif
IRR mempunyai tiga nilai dimana masing-masing nilai tersebut mempunyai makna terhadap kriteria investasi. Simak penjelasan berikut ini untuk lebih jelasnya:
  • IRR < SOCC, artinya bahwa usaha atau proyek tersebut tidak layak secara finansial.
  • IRR = SOCC, maknanya usaha atau proyek tersebut berada dalam keadaan break even point.
  • IRR > SOCC, ini menandakan bahwa usaha atau proyek tersebut layak secara finansial.

contoh soal perhitungan NPV 


Misalkan suatu rencana investasi modal diperkirakan memerlukan pembelian aktiva tetap senilai Rp 300 juta.
Usia ekonomis 3 tahun, dan untuk menyederhanakan dianggap tidak ada nilai sisa. Penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus.
Pada awal investasi, diperkirakan akan diperlukan aktiva lancar sebesar Rp 200 juta.
Untuk memudahkan analisis dianggap tidak ada pendanaan spontan.
Jumlah aktiva lancar sebesar Rp 200 juta ini dikaitkan dengan estimasi penjualan pada tahun pertama sebesar Rp 1 M.
Dengan demikian apabila penjualan diperkirakan naik, maka jumlah aktiva lancar juga akan naik.
Sebagai akibatnya, kebutuhan modal kerja akan berubah dari waktu ke waktu.
Dan tidak hanya terbatas pada awal usia proyek (tahun ke-0).
Proporsi aktiva lancar untuk tahun-tahun berikutnya diestimasi meningkat secara proporsional dengan penjualan.
Taksiran laba rugi dan kas masuk operasional untuk tahun 1 sampai 3 adalah sebagai berikut:






manfaat npv
Contoh: Analisis Laba Rugi

Untuk menaksir arus kas secara keseluruhan, baik kas keluar dan kas masuk perlu diperhatikan masalah aktiva lancar atau modal kerja.
Selama berjalannya usia investasi, jumlah aktiva lancar akan meningkat dari tahun ke tahun, tentu karena penjualan yang diharapkan meningkat.
Pada akhir usia proyek, modal kerja tersebut akan kembali sebagai NPV terminal cash flow.

Perhatikan contoh soal NPV investasi proyek berikut ini:
Bila tingkat bunga yang dipandang layak sebesar 18%, maka nilai NPV adalah layak jika nilai NPV proyek adalah seperti berikut ini:
= -500 + 79
= + 290
Sedangkan perhitungan arus kas adalah sebagai berikut:







npv capital budgeting
Contoh: Analsisi Arus Kas

berikut video yang sudah saya buat mengenai cara menghitung investasi dengan NVP, hope you like it guys!
















thank you guys sudah baca artikel saya kali ini, peace be upon you!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My bisnis

halo teman-teman kembali lagi dengan saya di artikel kali ini... saya akan membuat execuive summary dan menerapkannya dalam BMC, cek ya tem...